Mendukunganak generasi alpha menghadapi tantangan masa depan, Mam dan Pap tentu saja memerlukan langkah dan upaya yang tepat. "Anak-anak, generasi yang lahir setelah tahun 2010 punya karakteristik yang beda. Mereka ini memang cenderung lebih terdidik, dekat dengan teknologi sejak lahir. Agar sukses di masa depan memang butuh keterampilan
Oleh ASMA NADIAParenting Digital - Tulisan Pertama Setiap generasi mempunyai karakter berbeda. Generasi milenial punya karakter berbeda dengan generasi Z, dan generasi Z jauh berbeda dengan generasi Alpha, dan generasi Alpha akan memiliki karakter serta tantangan berbeda dengan generasi Beta. Namun, secara umum, generasi muda saat ini bisa disebut sebagai generasi internet atau generasi digital. Di masa depan tantangan yang dihadapi akan lebih berat mengingat kecerdasan buatan AI sudah semakin berkembang pesat. Karakter generasi yang berbeda memengaruhi pula pendekatan pola asuh yang digunakan ayah bunda serta guru mereka. Parenting zaman now jelas karenanya akan sangat berbeda dengan metode pengasuhan masa lalu. Parenting zaman now jelas karenanya akan sangat berbeda dengan metode pengasuhan masa lalu. Jika orang tua tidak mawas dengan perkembangan zaman dan tetap mempraktikkan gaya parenting konvensional secara kaku bisa jadi akan mengekang anak, menciptakan jarak, dan selanjutnya berpotensi merusak masa depan dan psikologi mental buah hati kita. Pada tulisan kali ini saya akan menitikberatkan pada generasi GG, atau 'Good Game' merujuk istilah anak sekarang saat bermain. Pada tulisan berikutnya mungkin saya akan menulis parenting digital terkait media sosial, bisnis di era digital, interaksi sosial di era digital, dan lain-lain. Sekarang saya ingin membahas lebih detail parenting digital untuk memahami dunia gaming. Di masa lalu, orang tua barangkali akan marah jika anak menghabiskan banyak waktu untuk bermain. Namun, di masa kini justru kelihaian bermain gim bisa membuka peluang yang memberi penghasilan menjanjikan. Sesuatu yang sekilas pandang terasa sebagai dilema. Antara peluang di satu sisi, tapi di sisi lain juga berpotensi menimbulkan masalah. Jika diarahkan dengan benar bisa jadi gim menjadi sumber penghasillan, tapi bisa juga sumber pemborosan atau mengakibatkan kecanduan dan ketergantungan. Apa yang harus orang tua lakukan? Membuat perjanjian dengan anak sebelum memberikan gawai barang kali bisa menjadi awal. “Kamu boleh main gim tapi tidak boleh lupa waktu,” lalu bertahap buat kesepakatan lanjutan berapa jam boleh bermain gim daring setiap hari. Jika diarahkan dengan benar bisa jadi gim menjadi sumber penghasillan, tapi bisa juga sumber pemborosan atau mengakibatkan kecanduan dan ketergantungan. Ingat anak-anak bisa diajak membuat kesepakatan ketika masih kecil. Namun menghadapi anak yang sudah lebih besar, mereka akan semakin sulit diatur. Maka manfaatkan untuk mulai menawarkan kesepakatan ini sejak dini. Latih pula mereka untuk komit dengan janji. Gim digital pun sebenarnya sudah banyak berubah. Dulu orang tua bisa menyelak anak- anak saat bermain, “Berhenti dulu, mainnya. Kita shalat.” Gim daring tidak bisa di-pause karena bersifat live. Jika anak dipaksa berhenti meninggalkan gim, dia bisa merasa mengkhianati pemain lain yang sedang berjuang bersama jika permainan digital dilakukan berkelompok. Karena itu, buat juga perjanjian lain dengan anak sebelum memberikan mereka gawai. ”Boleh main gim asalkan tidak meninggalkan waktu shalat dan sudah menyelesaikan tugas sekolah.” Gim sekarang juga memiliki peringkat. Dengan begitu anak-anak dipacu terus mencetak prestasi. Pendekatan ini membuat anak termotivasi, karena ada pencapaian atau target yang ingin dikejar. Apalagi kalau sudah populer, anak-anak akan berjuang menjadi yang terbaik dibandingkan teman lain yang sedang tanding di gim yang sama. Tak mudah membuat anak-anak menjadi bosan karena perusahaan gim selalu bisa menghadirkan tantangan baru yang mengulik rasa penasaran anak. Sekalipun kita khawatir, kadang memberi apresiasi atas pencapaian anak di gim tertentu bisa mendekatkan anak dan orang tua. Setelah itu cari cara membuat keadaan menjadi positif. “Kalau kamu juara nanti Papa belikan skin game ini.” Buat kegemaran yang awalnya hanya hobi menjadi bargain reward yang bisa memotivasi anak. Hal lain yang menjadi catatan untuk diingat adalah kehidupan sosial di dunia gamer berbeda dengan kehidupan nyata. Di dunia permainan digital semua setara, tidak ada tua atau muda. Anak-anak santai dan leluasa berbicara kasar bahkan jorok pada orang yang jauh lebih tua dari mereka karena tidak tahu siapa di balik akun para pemain. Di dunia permainan digital semua setara, tidak ada tua atau muda. Anak-anak santai dan leluasa berbicara kasar bahkan jorok pada orang yang jauh lebih tua dari mereka karena tidak tahu siapa di balik akun para pemain. Di dunia gim, yang dituakan dan dihormati adalah mereka yang lebih tinggi peringkatnya atau lebih jago. Jangan kaget jika mahasiswa bisa memanggil kakak ke anak SD, sebab si anak SD itu sangat lihai di gim tertentu. Setelah berteman di dunia daring, bisa jadi anak SD berteman dengan mahasiswa atau orang yang sudah menikah karena mereka tidak tahu identitas di balik tiap akun. Membangun kesadaran anak untuk menjaga sopan santun dan akhlak di dunia gim selalu menjadi isu yang sensitif. Atas alasan itu, beberapa produsen gim memfilter kata-kata kasar dan penuh ujaran kebencian. Yang kita khawatirkan tentu jika sikap-sikap itu berpengaruh dan terbawa di dunia nyata. Apalagi jika mereka tumbuh dan memasuki dunia profesi. Anak tidak bisa membedakan bagaimana harus berbicara pada teman sebaya atau yang lebih tua. Membangun kesadaran anak untuk menjaga sopan santun dan akhlak di dunia gim selalu menjadi isu yang sensitif. Atas alasan itu, beberapa produsen gim memfilter kata-kata kasar dan penuh ujaran kebencian. Anak perlu lebih kuat lagi ditanamkan soal budi pekerti sedini mungkin. Ancaman lain dari permainan digital online adalah beberapa gim mengarah pada pornografi, kekerasan, dan kerusakan moral. Karena itu, orang tua harus mengawal antara lain memberi rekomendasi dan alasan gim apa yang boleh dimainkan anak dan mana yang tidak. Buat juga persyaratan lain, misalnya, “Kamu boleh main gim tapi tidak boleh yang mengajak pada kekerasan…” Segala sesuatu tentu bisa memiliki dua sisi. Gim pun begitu, tidak melulu dipenuhi hal buruk. Contoh gim kadang bisa mendekatkan saudara jauh yang dulu jarang berkomunikasi. Anak-anak yang minim bertukar sapa kini lebih sering berkomunikasi untuk mabar main bareng. Gim juga bisa menjadi sarana orang tua dekat dengan anak. Jika orang tua tidak hanya memainkan gim yang sama melainkan turut bermain di gim yang sama dengan anak-anaknya maka mereka bisa berbicara dengan bahasa yang sama dan menjadi teman. Di dunia digital, orang tua jadi seperti wajib untuk mengerti berbagai gim yang beredar. Dengan begitu orang tua bisa memberi batasan atau melarang jauh-jauh dari gim yang lebih banyak unfaedah. Satu hal penting lainnya, dari pilihan gim, dari cara bermain gim, dan sikap ketika menang atau kalah, orang tua bisa melihat kepribadian anak yang lalu menjadi pertimbangan menerapkan pola parenting mana yang paling tepat pada anak tersebut. Karena itu, di dunia digital, orang tua jadi seperti wajib untuk mengerti berbagai gim yang beredar. Dengan begitu orang tua bisa memberi batasan atau melarang jauh-jauh dari gim yang lebih banyak unfaedah. Jika anak masih bayi, lakukan riset kecil-kecilan untuk menemukan gim yang menarik sebagai media edukasi anak sesuai usianya. Saat mereka sudah aman bermain digital, kita bisa menggunakan gim sebagai materi edukasi. Orang tua yang bijak di dunia digital bisa melihat peluang menjadikan gim sebagai fasilitas mendekatkan diri pada anak, mengevaluasi perilaku mereka dan memotivasi, termasuk menghadirkan iklim kompetisi sangat keras di dunia nyata, pada keseharian anak-anak kita.
Setidaknya terdapat beberapa kompetensi yang menjadi kekuatan sekaligus tantangan bagi Gen-Z, di antaranya Management Skill, Analytical Skill, Strategic & Conceptual, Implementation, and Sustainability. Menghadapi tantangan tersebut, peran Perguruan Tinggi pun dituntut dalam menyiapkan sumber daya yang siap menghadapi era revolusi industri 4.0.
anak generasi alfa Foto ShutterstockAnak yang lahir di antara tahun 2010 atau 2011 hingga 2025 mendatang masuk ke dalam generasi alfa. Generasi ini umumnya merupakan anak-anak dari generasi orang tua, tentu Anda perlu mempersiapkan diri mereka dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa depan, yang bisa jadi lebih kompleks, Moms. Dalam acara peluncuran inovasi S-26 Procal GOLD beberapa waktu lalu, psikolog anak dan keluarga, Rosdiana Setyaningrum, MPsi, MHPed memaparkannya sebagai berikut1. Banyak Lapangan Kerja yang Diganti RobotPresenter berita China Xinhua News yang pakai sistem AI. Foto New China TV via YouTubeGenerasi alfa hidup berdampingan dengan teknologi yang berkembang pesat dan maju. Meski begitu hal ini juga menjadi boomerang untuknya, karena di masa mendatang ada banyak pekerjaan yang bisa saja digantikan oleh Kerja Dibidang yang Belum Ada Jenis PekerjaanIlustrasi bayi ilmuwan. Foto Shutter Stock“Dulu kuliah cuma ada jurusan kedokteran, psikolog, marketing, ekonomi kalau sekarang ada banyak jurusan baru,” jelas Moms, semakin berkembangnya zaman maka kebutuhan dunia juga makin berputar, bertambah dan ada juga yang dikurangi. Mungkin ketika anak Anda nantinya sudah dewasa maka ada banyak muncul bidang pekerjaan baru yang saat ini belum ada jenis pekerjaanya. 3. Kualifikasi dan Tuntutan SDM TinggiIlustrasi wisuda. Foto pixabaySeiring berkembangnya zaman maka kebutuhan SDM juga semakin berubah dan terus meningkat. Maka dari itu generasi alfa dituntut untuk memiliki kualifikasi yang ditambah kedepannya, dunia akan mengalami global warming dan mungkin saja krisis dunia. Agar siap, pastikan si kecil mengenyam pendidikan yang tinggi, menjelaskan tentang tantangan yang akan dihadapi generasi alfa, Rosdiana juga memberi bekal untuk orang tua agar siap menghadapi tantangan. Salah satunya dengan progresive learning. Apa itu? Progresive learning adalah kemauan anak untuk terus belajar.“Jadi belajar sepanjang hidupnya bukan hanya sampai kuliah, terus udah,” pastikan asupan gizi anak terpenuhi. Tidak bisa dipungkiri saat gizi anak kurang maka tumbuh kembangnya juga tidak akan maksimal dan hal ini akan berdampak hingga dewasa, samping itu, anak juga harus memiliki karakter yang eksploratif, berfikir kritis, memiliki jiwa leadership serta rasa empati.
Generasimasa depan akan menghadapi tantangan hidup yang semakin berat. Generasi masa depan JI. Juliana I. Perhatikan kalimat berikut! Generasi masa depan akan menghadapi tantangan hidup yang semakin berat. Berdasarkan keberadaan objek dalam kalimat, kalimat di atas tergolong answer choices Kalimat aktif transitif Kalimat aktif
Mahasiswa/Alumni STKIP PGRI PASURUAN05 Agustus 2022 1359Penggalan teks pidato tersebut struktur teks pidato persuasif bagian isi. Teks pidato persuasif adalah berbicara di depan khalayak umum dengan topik tertentu yang bertujuan untuk mempengaruhi pendengar. Struktur teks pidato persuasif adalah sebagai berikut. 1. Pembukaan berisi salam pembuka, ucapan penghormatan, ucapan syukur, dan pengantar ke topik utama. 2. Isi berisi info-info penting yang ingin disampaikan. 3. Penutup berisi kesimpulan dan permohonan maaf. Berdasarkan uraian di atas, penggalan teks pidato tersebut struktur teks pidato persuasif bagian isi karena berisi tentang generasi muda yang harus memiliki literasi agar tidak terbawa hoax, dibuktikan pada kutipan "Jika anak-anak tidak memiliki kecerdasan literasi yang cukup memadai, mereka dikhawatirkan akan mudah terhasud oleh berita-berita bohong atau hoaks yang marak di berbagai media, khususnya melalui internet yang sudah menjadi rujukan anak-anak kita dalam mengakses informasi." Jadi, penggalan teks pidato tersebut struktur teks pidato persuasif bagian isi.
Agarlebih jelasnya, mari kita baca pemaparan berikut ini tentang 5 tantangan sosial yang dihadapi remaja hari ini: 1. Depresi. Menurut The National Institute of Mental Health, diperkirakan 3,2 juta remaja di Amerika Serikat memiliki setidaknya satu episode depresi berat pada tahun 2017. Itu berarti sekitar 13% remaja generasi sekarang mungkin
- Sebagai bagian yang sangat penting dalam peningkatan kualitas bangsa, pendidikan memainkan peran yang krusial dalam membentuk generasi muda yang siap menghadapi tantangan baru di era digital. Tidak hanya dalam hal pengembangan akademis, tetapi juga dalam aspek lain seperti kemampuan soft skills, kreativitas, semangat inovasi, serta memiliki empati dan kepedulian sosial. Hal ini akan mendorong generasi era digital untuk aktif berpartisipasi dalam mencari solusi bagi berbagai permasalahan di dunia. USG Education, sebagai institusi pendidikan internasional, mengerti betul akan hal ini dan konsisten dalam membentuk lulusan yang berwawasan global sambil menjaga nilai-nilai kepedulian sosial. Salah satu upaya USG Education untuk memperkuat peran ini adalah melalui kegiatan akademis "UIC Creative Showcase 2023 - The Socio Creative Entrepreneurship," yang berlangsung pada tanggal 6-7 Juni di Atrium Neo Soho Mall. Kegiatan ini bekerja sama dengan yayasan gerakan sosial HOPE Gelang Harapan, yang didirikan oleh tiga sahabat ; Wulan Guritno, Amanda Gratiana Soekasah, dan Janna Soekasah Joesof. Kegiatan ini berhasil memikat perhatian para siswa dengan pendekatan unik yang menggabungkan pendidikan dengan semangat Socio Creative Entrepreneurship. Sebagi pembuka kegiatan di Atrium Neo Soho Jakarta Barat pada tanggal 6 Juni 2023, siswa/i UIC College Nial Palka dan Fakhri Violin berkolaborasi dengan Doddy Soekasah dan Janna Soekasah menampilkan lagu ciptaan Doddy Soekasah “Kasmaran” yang telah digubah. Acara dilanjutkan dengan presentasi dan pameran dari siswa/i yaitu membuat suatu karya baru yang berdampak positif dan membawa perubahaan di dunia melalui bentuk applikasi komputer, Fashion Tata Busana, ide UMKM Bisnis baru, Desain Grafis, Digital Grafis, dan Musik, yang dipresentasikan di hadapan para juri yang terdiri dari para pelaku industri profesional. Puncak acara "UIC Creative Showcase 2023" pada tanggal 7 Juni 2023 akan menampilkan fashion show dari Aiko Tanzil, Elena, dan Sabrina. Acara ini juga didukung oleh penyanyi ternama Indonesia, Marcell Siahan, yang berkolaborasi dengan siswa dan dosen UIC College BSD Campus Shal, Aghi Narotama, Triono Pudji dan Fakhri Violin. Tidak hanya sebagai ajang apresiasi seni dan kreativitas, acara ini juga menjadi wadah penggalangan dana untuk penyintas kanker yang kurang mampu melalui kerjasama dengan Gelang Harapan. Baca Juga Dicari Anak Muda Yang Mau Jadi Wirausahawan, Dapat Hibah Modal Rp 2,5 Miliar Melalui ajang ini USG Education berharap siswa dan siswinya akan mempersembahkan hasil karya yang tak hanya mencuri perhatian, tetapi juga menyentuh jiwa dan membangkitkan semangat kewirausahaan sosial. Hal ini selaras dengan identitas USG Education yaitu mencetak Noble Scholar atau cendekia yang berwawasan luas, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, serta peduli akan isu sosial. USG Education berkomitmen menjadikan pendidikan sebagai sarana utama untuk menuju terwujudnya Sumber Daya berdaya saing tinggi dimana pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional. “Para siswa adalah pemimpin masa depan yang memiliki potensi untuk merubah dunia dengan pemikiran mereka yang inovatif, gagasan brilian dan kepedulian mereka terhadap masyarakat. Dan kita semua beruntung dapat menyaksikan dan mendukung mereka dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan yang lebih besar” disampaikan Adhirama G Tusin selaku Presiden Direktur USG Education. USG Education Head of BSD Campus, Aimee Sukesna menambahkan, program-program di USG Education dirancang dengan tujuan memberikan pengalaman dunia nyata kepada siswa-siswa, pembelajaran kolaboratif, dan perhatian pribadi untuk meningkatkan kapasitas akademik dan keterampilan mereka agar dapat beradaptasi dengan lingkungan internasional "Kami juga konsisten dalam memperkenalkan berbagai masalah sosial di dunia sebagai studi kasus sejak awal masa belajar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan rasa peduli siswa yang tinggi, sehingga mereka bisa turut serta mendorong perubahan positif di negara ini," kata Aimee. Dalam kesempatan ini, USG Education bekerja sama dengan berbagai organisasi, baik profit maupun non-profit, salah satunya adalah HOPE Gelang Harapan Janna Soekasah, pendiri HOPE Gelang Harapan mengatakan, pihaknya memiliki visi yang sama, yaitu membangkitkan harapan dan semangat berbagi di antara masyarakat, bersatu untuk meningkatkan kualitas hidup melalui empati dan kasih sayang. Baca Juga DPRD Jateng Dorong Generasi Muda untuk Tingkatkan Kesadaran Politik "Ini menjadi dasar kerjasama berkesinambungan antara HOPE dan USG Education," katanya. Sementara itu, Amanda Gratiana menambahkan adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi kami bertiga untuk bisa bertemu dengan para siswa USG Education. Semangat mereka kembali mengingatkannya pada awal gerakan Gelang Harapan kami dirikan di tahun 2014. "Regenerasi seperti ini adalah hal yang menjadi misi utama dari program Future Warrior of HOPE dari Gelang Harapan”, katanya. Wulan Guritno, yang juga merupakan pendiri Gelang Harapan, menambahkan, melalui program kerjasama dengan generasi muda seperti siswa-siswi UIC College, dia berharap gerakan yang telah dijalankan selama 9 tahun tetap berkelanjutan. Selain itu, dua mahasiswa luar biasa dari UIC College, MilenJaya Sakti dan Valerie, turut membagikan pengalaman mereka dalam perjalanan transformasi yang telah membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk berkembang di industri masing-masing melalui program dari UIC College. MilenJaya Sakti, siswa Business dari UIC College, mengungkapkan, pengalaman melakukan presentasi langsung mengenai ide pemasaran digital kepada klien sangat mempersiapkan kami untuk memasuki industri di masa depan. "Kami belajar bagaimana menjelaskan ide-ide kreatif kami secara jelas dan meyakinkan, serta beradaptasi dengan kebutuhan klien. Hal ini memberi kami kepercayaan diri dan wawasan yang tak ternilai harganya dalam berkarir di dunia bisnis," katanya. Valerie, siswa Computing Program dari UIC College menambahkan, pengalaman membuat aplikasi komputer untuk perusahaan yang menjadi kliennya telah mempertajam kemampuannya dalam memasuki dunia industri IT. "Saya belajar tentang kerja tim, menghadapi tantangan teknis, dan mengembangkan solusi yang inovatif. Ini memberi saya pemahaman yang mendalam tentang pengembangan perangkat lunak dan menyiapkan saya untuk menghadapi tantangan yang ada di dunia industri IT yang terus berkembang," katanya. Begitupun, Siswa dari UIC College of Design Sherlyn, Aiko Tanzil dan Michiko yang mengungkapkan hal yang sama. “Kami sangat bangga bisa mempresentasikan karya seni kami di bidang Digital, Graphic dan Fashion desain dan di evaluasi langsung oleh ahli di industri. Harapan kami karya ini dapat turut memajukan dan di terima di industri kreatif Indonesia maupun global," ucapnya. Hal ini disambung oleh Jevon Lie, lulusan UIC Music yang berkesempatan membuka acara UIC Creative Showcase 2023 dengan tabuhan drumnya yang mempesona para tamu undangan dan pengunjung Neo Soho Mal. “Pengalaman ini sangat berharga dan tidak terlupakan” tambah Jevon. Reza Suriansha, Direktur USG Education menjelaskan, UIC College, yang merupakan bagian dari program USG Education tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mempersiapkan pemimpin muda Indonesia agar dapat terus berbagi dan siap menghadapi kompetisi global yang semakin ketat. "Kami berusaha sebaik mungkin dalam menerapkan strategi yang adaptif dengan kebutuhan dunia saat ini bagi anak-anak Indonesia di era digital ini. USG Education terus melakukan inovasi dan berorientasi pada metode pembelajaran yang lebih modern, memperluas jaringan global, dan meningkatkan kualitas tenaga pendidik dalam budaya digital agar selalu bersinergi dengan perkembangan dunia tanpa melupakan warisan budaya Indonesia," tambahnya. Dengan semangat Socio Creative Entrepreneurship, USG Education mengajak generasi muda untuk bergabung dalam perjalanan mereka menuju prestasi yang lebih besar dan turut serta dalam menciptakan perubahan positif bagi masyarakat. Dengan mengombinasikan pendidikan berkualitas global dan nilai-nilai kepedulian sosial, USG Education berharap membawa perubahaan bagi masa depan yang lebih baik.
Namun psikolog Rosdiana Setyaningrum mengatakan, generasi alpha memiliki tantangan yang besar di masa depan, mulai menanggung beban ekonomi yang tidak selesai di masa sekarang, bersaing dengan robot, harus memiliki pendidikan yang tinggi hingga akan adanya jutaan lapangan pekerjaan baru yang tercipta. "Generasi alpha jumlahnya lebih sedikit.
Perhatikan kalimat berikut! generasi msa depan akan menghadapi tantangan hidup yang semakin berat. berdasarkan keberadaannya objek dalam kalimat, kalimat di atas tergolong.... a. kalimat aktif transitifb. kalimat aktif intransitifc. kalimat pasifd. kalimat berita “Generasi masa depan akan menghadapi tantangan hidup yang semakin berat.” Jika dilihat dari keberadaan objeknya, kalimat tersebut merupakan golongan A. Kalimat aktif berdasarkan bentuknya terbagi atas dua jenis, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif. Kalimat aktif adalah kalimat yang menggunakan kata kerja aktif dan subjek dalam kalimatnya merupakan adalah pengertian dari masing-masing opsi yang tersediaKalimat aktif transitif adalah jenis kalimat aktif yang menunjukkan bahwa subjek melakukan pekerjaan atau tindakan tertentu terhadap objek. Maka dari itu, kalimat transitif memerlukan objek, sehingga dalam kalimat tersebut harus ada objek. Jika objeknya dihilangkan, maka kegiatan yang dilakukan oleh subjek akan menjadi tidak jelas aktif intransitif adalah jenis kalimat aktif yang tidak memerlukan objek di dalamnya. Jika suatu kalimat aktif dihapus objeknya tapi tidak mengubah makna kalimat, maka itu termasuk kalimat aktif pasif adalah jenis kalimat yang menggambarkan subjek sebagai orang yang dikenai pekerjaan. Sehingga, dalam kalimat pasif tidak terdapat kata kerja berita adalah jenis kalimat yang menginformasikan mengenai sebuah peristiwa yang bersifat soal di atas, kita bisa menjabarkan pola kalimatnya sebagai berikutGenerasi masa depan S akan menghadapi P tantangan hidup O yang semakin berat K.Jika objek tantangan hidup dihapus, maka kalimat akan kehilangan maknanya. Sehingga, dari sini dapat kita simpulkan bahwa jawaban yang tepat adalah opsi A. Kalimat aktif lebih lanjutMateri tentang 15 contoh kalimat transitif dan intransitif tentang 10 contoh kata kerja aktif tentang contoh kalimat aktif transitif dan intransitif jawabanKelas 9Mapel Bahasa IndonesiaBab Menyunting Beragam TeksKode SPJ3
Contoh Ayahku bekerja di perusahaan Nasional. Kalimat di soal termasuk dalam kalimat aktif transitif. Predikat dalam kalimat tersebut adalah "akan menghadapi", sedangkan objeknya adalah "tantangan hidup yang semakin berat". Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah "A. kalimat aktif transitif". Semoga membantu :)
Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Makassar17 Agustus 2021 0703Hai Mazmur K. Terima kasih sudah bertanya di Roboguru. Di dalam bahasa Indonesia dikenal dua jenis kalimat, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif. Kalimat aktif adalah kalimat yang menggunakan kata kerja aktif dan menunjukkan bahwa subjeknya berperan sebagai pelaku, sedangkan kalimat pasif adalah kalimat yang menunjukkan bahwa subjek dikenai suatu pekerjaan. Kalimat aktif terbagi lagi menjadi dua jenis berdasarkan keberadaan objek, yaitu kalimat aktif transitif dan kalimat aktif intransitif. Kalimat aktif transitif menunjukkan suatu objek yang melakukan sebuah tindakan terhadap objek sehingga keberadaan objek dianggap wajib. Kalimat aktif intransitif juga demikian, tetapi tidak mewajibkan keberadaan suatu objek. Kalimat di atas adalah kalimat aktif transitif karena jika objek tantangan hidup yang semakin berat dihilangkan maka informasi tentang kegiatan yang dilakukan oleh subjek menjadi tidak jelas. Dengan demikian, jawaban yang benar adalah pilihan A.
Perhatikankalimat berikut! generasi msa depan akan menghadapi tantangan hidup yang semakin berat. berdasarkan keberadaannya objek dalam kalimat, kalimat - 3458 kaulanajj16 kaulanajj16 15.10.2020 B. Indonesia Sekolah Dasar terjawab Perhatikan kalimat berikut! generasi msa depan akan menghadapi tantangan hidup yang semakin berat. berdasarkan
- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, generasi muda atau milenial akan menghadapi banyak tantangan yang berat di kemudian hari. Selain menghadapi pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir 17 bulan, Sri Mulyani mengatakan tantangan anak muda akan semakin berat. "Ke depan kalian akan hadapi tantangan tentang globalisasi, teknologi digital dan bahkan ancaman perubahan iklim, maka dari itu generasi muda harus pahami banyak hal, termasuk bagaimana mengurus negara ini," kata Sri Mulyani dalam acara webinar Pajak Bertutur, Rabu 25/8/2021. Sehingga kata dia saat ini tugas pemerintah sangat berat, selain menyelesaikan masalah pandemi, pemerintah juga harus mempersiapkan generasi muda yang siap untuk berkontribusi besar kepada negara di kemudian hari. Baca Juga Menkeu Kinerja Perbankan Syariah Jauh Lebih Baik dari yang Konvensional "Bagaimana kita harus bersama-sama menjaga kepentingan bangsa negara kita, membangun karakternya, membangun skill dan kemampuannya, membangun pendidikan dan kemampuan mereka untuk terus jadi generasi yang sehat dan produktif," ucapnya. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu terus menekan keuangan negara, bahkan penerimaan pajak terkontraksi hingga 14,7 persen pada 2020. Padahal, pajak menyumbang sekitar 70-80 persen dari total pendapatan negara. "Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya ingin ajak masyarakat dalam program inklusi kesadaran pajak, sehingga salah satu program untuk generasi muda untuk ikut serta memahami dan menjaga negaranya sendiri melalui kesadaran pajak. Ini ditujukan untuk wujudkan cita-cita kita, generasi emas Indonesia yang cerdas dan sadar pajak," tambahnya. Oleh Dedeh Dhohiah Guru pada MAN 2 Bogor Sikap toleransi tidak memiliki batas waktu,tempat dan dengan siapa kita melakukannya namun sikap toleransi kita lakukan dengan semua orang. Sikap toleransi tidak hanya dilakukam etika menghargai ras,agama, budaya, suku dan golongan orang lain saja tetapi menghargai pendapat pemikiran orang jugatermasuk dari toleransi. Pentingnya pemahaman dan penerapan toleransi dalam kehidupan generasi milenial yang merupakan agen dari sebuah perubahan yang tentunya perlu disikapi dengan serius, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang harus diterapkan oleh generasi milenial saat ini. Berbicara terkait era milineal terbersit dalam bena pikiran kita terbersit generasi yang dianggap special dan berbeda dari generasi yang lain atau sebelumnya . Kelahiran generasi milenial dikaitkan dengan teknologi, generasi ini lahir disaat kecanggihan teknologi yang diperkenalkan dan membuat generasi ini menjadi perbincangan yang hangat dikalangan masyarakat mulai dari segi Pendidikan, moral,budaya dan cara mereka bersosialisasi di kalangan masyarakat Generasi milenial di negara Indonesia berkisar 32 persen dari populasi penduduk indonessia,yang tentu akan dibahas saat ini mengenai , memudarnya nilai toleransi dikalangan generasi milenial, begaimana generasi milenialini menyikapi dari makna toleransi yang harus dilakukan , dan bagaimana cara sikap yang ditunjukkan generasi mileneal terhadap perbedaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, dan ini merupakan tantangan yang berat bagi generasi milineal Indonesia saat ini. Pada situasi dan kondisi saat ini, negara Indonesia memiliki penduduk yang pluralistic dari berbagai suku, bangsa, Bahasa, agama, dan lain-lain tentunya sangat dibutuhkan untuk memupuk sikap saling menghargai dan menghormati satu sama lain untuk menumbuhkan kehidupan yang lebih baik sesuai dengan Qs al-Hujurat ayat 13 bahwa Allah menciptakan manusia dari jenis laki- laki dan perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa- bangsa dan bersuku- suku dan tujuannya untuk salingmengenal. Berangkat dari landasan ayat alqur’an bahwa Allah SWTpenciptayang baik , menciptakan manusia secara pluralistic, berbangsa, bersuku yang bermacam- macamdengan keanekaragamandan kemajemukanmanusia bukan untukberpecah belah, saling merasa paling benar, melainkan untuk saling mengenal, bersilaturahmi, berkomunikasi, saling memberi dan saling menerima dari perbedaan. Sebagai generasi yang merupakan agen perubahan tentunyasangat diharapkan untuk lebih mengedepankan suri teladan dalam segala hal sehingga bisa mewujudkan sebuah kehidupan yang lebih baik sesuai dengan harapan yang diamanahkan dalam UUD 1945danNegara Kesatuan Republik Indonesia, yang tentunya tidak lepas dari peranan generasi milineal, untuk mewujudkan impian tersebut sangat perlu untuk menumbuh kembangkan nilai- nilai yang ditanamkan dalam kehidupan negara, salah satu nilai yang perlu kita kembangkan saat ini adalah nilai toleransi di kalangan generasi milineal. Berbicara toleransitidak lepas dari definisi bahwa toleransi adalah sifat dan sikap toleran yang biasanya ditunjukkan untuk menghormati adanya perbedaan pendapat, agama, ras, dan budaya pada setiap orang atau kelompok KBBI. Sikap toleransi dapat menghindariterjadinya diskriminasi, walaupun banyak kelompokatau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat. Toleransi merupakan kunci perdamaian yang patut dijaga, berbagai budaya disetiap wilayah memiliki keragaman dan keunikan yang berbeda satu sama lain, serta perbedaan keyakinan, ras, warna kulit, menjadi ciri khas yang patut dibanggakandikancah dunia. Toleransi menurut salah satu pakar Michael Wazler berpendapatjika toleransi adalah sikap keniscayaan yang harus ada didalam kehidupan bermasyarakat. Ini artinya sikap toleransi adalah sikap dasaryang harus dimiliki oleh setiap anggota masyarakat. Jika ada anggota masyarakat yang tidak menjunjung tinggi nilai toleransi, maka tatanan masyarakat tersebut akan rusak. Hal ini bisa dikatakan sesuai dengan fakta yang ada dilapangan, banyak sekali konflik di masyarakat akibat kurangnya rasa toleransi. Apalagi dalam situasi sekar nilai- nilai toleransi sudah memudar terutama dikalangan milenial yang lebih mengedepannkan segala sesuatunya dengan egonya , dan ini yang memicu sehingga generasi milineal mudah terpancing dengan pernyataan dan statmant yang belum jelas. Dari berbagai pendapat mengenai persepsi toleransi yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa toleransi merupakan sebuah sikap untuk menghargai dan menghormati setiap orang yang memiliki perbedaan pandangan, pendapat, keyakinan, kepercayaan, termasuk juga perbedaan agama, ras dan budaya dengan diri sendiri, karena mereka semua memiliki hak untuk diperlakukan sama dengan setiap orang. Toleransi sebagai sebuah sikap yang positif tentu saja memiliki banyak setiap orang memiliki sikap toleran yang tinggi tentu dalam kehidupan ini akan terhindar dari berbaagai kekerasan dan deskriminasi salah satu pihak atas nama identitas, selain itu yang perlu diketahui dan harus ditanamkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegaraterutama dikalangan generasi milenial. Nilai toleransi memiliki manfaat yang luar biasa yang perlu dikembangkan dalam kehidupan karana Allah menciptakan manusia yang memiliki latar belakang yang berbeda dan perbedaan ini merupakan alamiah yang tidak bisa dipungkiri, diantara manfaat toleransi dalam kehidupan manusia yang pluralistic Menguatkan sikap nasionaisme Toleransi bisa menunjukkan seberapa besar rasa nasionalisme dikalngan generasi milineal yang merupakan agen perubahanyang tentunya harus menumbuhkan rasa cinta yang tinggi pula terhadap tanah airnya. Adanya sikap toleranmaka akan timbul rasa nasionalismepada diri sendiridan akan semakin cinta tanah airnya dengan keragaman yang dimiliki bangsa Indonesia. Menciptakan keharmonisan dan kedamaian Dengan ditanamkan sikap toleran dalam kehidupan akan menumbuhkan kedamaian, sikap ini akan mampu menahan dirinya untuk tidak memaksakan pendapat pribadi kepada orang lain. Sehingga keharmonisanpun akan tetap terjaga, karena mereka bisa saling memahami satu sama lain. Dengan begitu kedamaianpun akan tercipta karena memahami latar belakang dari perbedaan yang dimiliki oleh setiap individu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan merupakan hal yang wajar dan alamiyah yang tidapat dipungkiri. Meningkatkan rasa Persaudaraan Persaudaraan merupakankunci sukses dalam menciptakan dan melestaarikan tata kehidupan masyarakatyang baik, terhormat, dan bermartabat. Dengan sikap toleransi yang dimiliki seseorang akan meningkatkan rasa persaudaraan , akan timbul rasa kasih sayang kepada sesame meski memiliki perbedaan, apalagi bangsa Indonesia merupakan negara yang majemuk penduduknya. Sesuai dengan al-qur’an surat al-Hujurat ayat 10 penjelasan ayat ini Allah menegaskan bahwa walaupun orang- orang mukmin itu berbeda-beda bangsa,etnis, Bahasa, warna kulit, dan adat kebiasaannya serta stratifikasi sosialnya. Penjelasan dari para ulama bahwa persaudaraan atau ukhuwah terdiri dari ukhuwah Islamiyah, ukhuwah diniyah , ukhuwah basariyah dan ukhuwah wathoniyah. Ukhuwah basariah persaudaraan dengan manusiadengan tidak melihat latar belakang perbedaan, begitu juga dengan ukhuwah wathoniyah. Toleransi merupakan sikap yang menghargai dan memperbolehkan suatu pendapat yang berbeda serta seseorang harus menghargai pendapat tersebut, dalam hal ini ditegaskan bahwa setiap individu memiliki pandangan yang berbeda- beda. Islam mengajarkan kepada kita untuk menghormati dan menghargai agama lain sebagai landasan dalam alqur’an dan hadits. Salah satu penerapan sikap toleransi dalam kehidupan beragama islam sudah mengajarkan di dalam Qs al-Kafirun ayat 1 sampai 6 secara tegas dan jela. Batasan toleransi dalam beragama, dalam kehidupan negara yang bermajemuk dengan agama tentunya sikap toleransi menjadikan karakter yang harus di tanamkan oleh bangsa ini apalagi dikalangan generasi milineal yang rentan dengan perpecahan . Saat ini kita sudah terasuk ke dalam generasi milenial,milenial kadang disebut echo boomers karena adanya “booming”peningkatan besar. Generasi milenial sudah termasuk ke dalam generasi yang canggih,karena sudah banyak menggunakan media dan teknologi digital.. Berbicara terkait era milenial, milenials merupakan istilah populer atau yang sering kita sebut ABG Anak Baru Gede. Menariknya generasi yang satu ini selalu dianggap spesial dan berbeda dari generasi yang lain atau sebelumnya. Kelahiran mereka selalu dikaitkan dengan teknologi. Mereka lahir di saat kecanggihan tenologi diperkenalkan dan ini membuat generasi ini menjadi perbicangan yang hangat di kalangan masyarakat Mulai dari segi pendidikan, moral, budaya, dan cara mereka bersosialisasi di kalangan masyarakat. Di negara Indonesia sendiri penduduk yang termasuk generasi milenial berkisar 81 juta penduduk atau sekitar 32 persen dari total penduduk indonesia. Namun bukan jumlah kaum milenialnya yang perlu kita bahas saat ini akan tetapi, apakah mereka mampu menyatukan keberagaman yang ada di negeri ini dengan sikap toleransi yang semakin hari semakin hilang di tengah masyarakat kita? Inilah merupakan tantangan terberat bagi generasi milenial indonesia saat ini. Di era saat ini dimana dunia bergerak tanpa batas membuat generasi milenial menjadi generasi yang sangat mahir menggunakan teknologi dan sarana apapun dibanding generasi sebelumnya yang membuat mereka seakan menjadi primadona termasuk dalam media sosial. Perkembangan kehidupan membuat pemuda menjadi tidak akrab terhadap lingkungan yang mana melalui teknologi manusia jaman sekarang tidak lagi membutuhkan bantuan orang lain. Sikap individualis menjadi sangat tinggi di kalangan masyarakat sekarang ini. Mereka juga terkontaminasi dengan paham intoleran dan radikal karena sesuai dengan sifat mereka yang ingin tau dan dengan mudah mengakses informasi, maka mereka banyak mengakses media sosial yang kemudian lebih memilih konten intoleran yang menyuguhkan konten konten yang menarik dan membius pemahaman mereka yang masih polos. Ada istilah tak kenal maka tak sayang, begitupun dalam hal ini. Adanya sikap intoleran dikarenakan karena minim informasi yang didapat dan pada akhirnya menyerap informasi yang salah sehingga timbul sikap antipati. Anggapan mampu hidup sendiri atau hanya bergabung dengan kaum sendiri membuat jiwa atau sikap toleransi masyarakat menjadi sangat rendah. Dengan Era milenial yang trend saat ini dan kecanggihan teknologi harusnya mampu mengubah tantangan dan peran mereka. Pemuda era milenial harusnya bervolusi menjadi agen perubahan dalam menghadapi tantangan toleransi yang semakin hari semakin mengikis di kalangan masyarakat kita Di tengah gejolak konflik yang terjadi saat ini, inilah yang menjadi tugas penting bagi kaum milenial Indonesia, yaitu bagaimana menumbuhkembangkan jiwa nasionalisme di kalangan masyarakat agar sikap toleransi antar masyarakat kembali tumbuh. Kehadiran teknologi membuat kita menghadapi perbedaan yang luar biasa namun berjiwa toleransi yang tinggi merupakan rumus ampuh memecahkan persoalan keberbedaan yang terjadi. Toleransi bukan hanya tentang mengetahui perbedaan namun suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau individu dalam masyarakat atau lingkungan lainnya. Ada beberapa ayat Al-qur'an dan hadisr yang menjelaskan tentang toleransi, misal nya di Yunus 99 وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لآمَنَ مَنْ فِي الأرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ Artinya "Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu hendak memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya". QS. Yunus 10 99. Dan dijelaskan juga dalam di al-kafirun 6 لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ Artinya "Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku". QS. Al-Kafirun 6. Dari dua ayat di atas bisa kita simpulkan bahwa Allah tidak memaksa seluruh manusia untuk beriman kepada nya. manusianya sendirilah yang menentukan dia ingin beriman atau kafir. Kita berhak atas agama kita masing masing, Tuhan yang kita sembah tidak sama, dan peribadatan kita juga tidak sama. Tetapi semua itu pasti ada bertanggung jawabannya. Dan dijelaskan juga dalam hadis tentang toleransi عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ. Dari Ibnu Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah saw. “Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda “Al-Hanifiyyah As-Samhah yang lurus lagi toleran” Jadi dari hadist dan ayat di atas kita menemukan pelajaran bahwa semua manusia boleh beriman dan boleh tidak karna sesungguh nya agama yang dicintai Rasulullah saw. adalah agama yang lurus dan toleransi yaitu agama islam maka kita tidak boleh memaksa sesorang yang berbeda agama dengan kita untuk satu akidah dengan kita Ini menjadi sebuah pembelajaran yang sangat mendalam bagi kita dalam menghargai perbedaan ras atau kultur yang berbeda-beda yang mana saat ini kerap saling berbenturan satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan saling mengedepankan identitas masing-masing, ibarat minyak dan air di dalam suatu wadah seakan bersama namun tidak saling melebur menjadi satu. Toleransi bukan kewajiban satu kelompok akan tetapi semua orang. Toleransi bukan kewajiwan satu agama tetapi semua umat beragama. Ini menjadi suatu tantangan bagi kaum milenial saat ini. Sebagai kaum milenial yang sekarang berada dalam fase aktif, kreatif, dan kritis soal perkembangan sosial sudah sepatasnya pemuda menjadi inovator dan promoter bangsa ini. Pemuda seharusnya mampu menjadi tampuk perubahan sosial dan pemuda harusnya jadi penetrasi konflik diantara keberagaman konflik yang terjadi antar umat beragama di negara kita ini. Dari sini bisa kita simpulkan, perbedaan suatu hal yang biasa dan bisa berjalan harmonis bila adanya rasa toleransi sosial. Rasa memahami seseorang atau kelompok mayoritas dan minoritas untuk saling menghormati dan menghargai. Contoh kecil langkah yang bisa kita lakukan untuk menumbuhkan rasa toleransi dalam kehidupan sehari-hari misal nya Berteman dengan Semua Orang Tidak Memotong Pembicaraan Orang Mengutarakan apresiasi dan kritik yang sewajarnya Kurangi menilai seseorang tanpa mengenalnya lebih dulu. Menghargai semua suku, ras, dan agama yang ada. Untuk itu sebagai bagian dari kaum milenial saya mengajak kaum muda Indonesia sebagai orang yang memiliki peran penting dalam membawa negeri ini dimasa depan marilah kita membangun interaksi yang baik dan intensif. Mari kita tumbuh kembangkan lagi sikap toleransi di dalam diri dan lingkungan kita Supaya kita sebagai generasi penerus bangsa ini bisa memberikan kontribusi positif dan kebhinekaan terjalin erat kembali dalam diri dan negara yang kita cintai ini. Sumber Penulis Dedeh Dhohiah Editor Ika Berdiati
Q 1) Pemilihan Presiden sebentar lagi akan dilaksanakan. 2) Sebagai warga negara yang baik Anda harus menggunakan hak pilih Anda dengan bijaksana. 3) Artinya Anda harus memilih calon Presiden terbaik yang mampu membawa kebaikan bagi bangsa ini. 4) Oleh karena itu saya mengajak Anda jangan skeptis dengan menyia-nyiakan suara Anda.
Apendi Arsyad, MSi Bismillahirrahmanirrahiem Beberapa “tulisan ringan” saya yang menarasikan mengenai dinamika kehidupan masyarakat, bangsa dan negara NKRI menghadapi pandemi Covid 19, selalu saya japrikan kepada bapak Dengan maksud dan tujuan, saya ingin bertukar pikiran sharing ideas dengan beliau Uda Irsal urang awak Tokoh Minang perantauan yang sudah lama mukim di Kota Bogor. Las adalah senior saya di gerakan koperasi di kota Bogor, beliau sdh beberapa tahun dan hingga sekarang menjadi Ketua Pusat Koperasi Pegawai Negeri PKPN Kota Bogor dan penah menjabat Kepala Badan Penelitian Tanah Kementan RI thn 1990an. Pada tahun 2018 yang lalu saya bersama beliau mendapat SK dari Bapak Wali Kota Bogor Arya untuk sebuah tugas pembinaan perkoperasian di Kota Bogor, khusus kegiatan Coaching Clinic of Cooperation C-3. Beliau Ketua Teamnya C-3, sedangkan saya sebagai Sekretarisnya, yang dibantu sejumlah personil dari berbagai elemen Koperasi primer se Kota Bogor, dibawa arahan Kadiskop dan UKM Kota Bogor bapak Sejak itu saya dengan bpk Prof. Irsal Las terjalin persahabatan dekat, dan saling berkomunikasi lewat Whatsapp. Senior dan sahabatku Las/Profesor riset senior di Balitbangtan RI/mantan Kepala Balai Penelitian Tanah, setelah pensiun menjadi dosen LB di IPB dan Jakarta-, dari tulisan yg saya kirim kepada beliau ditanggapinya dengan ucapan terima kasih dan isi pesannya bagus’. Artinya beliau merespon positif’ karena ada kata “bagus”dari pesan balasannya feedback, sebagai pertanda diappresiasi oleh beliau. Akan tetapi, dibalik pesan baliknya tsb sang Profesor bertanya bagaimana ke depannya nasib masyarakat dan bangsa kita ? Dijawab beliau kayaknya “tantangan semakin lebih berat ya pak..” ?. Saya sependapat dengan apa yang dikemukakan Sang profesor tersebut. Kemungkinan beliau melihat, mengamati dan mempelajari berbagai kasus dan fenomena sosial yang terjadi cenderung “paradox”, yang kian tampak dalam kehidupan bermasyarakat, bermasyarakat dan bernegara. Walaupun beliau belum atau tidak menarasikan alasan2 apa dan argumentasi yang bagaimana dalam memberikan jawaban WA japri dari beliau kepada saya, sahabatnya. Oleh karena itu, untuk memperjelas pertanyaan dan jawaban singkat Sang Profesor tersebut tentang tantangan yg dihadapi bangsa dan negara kini dan kedepan semakin “berat”, saya memberanikan diri untuk menjawab dengan alasan2 yang rasional dan objektif dalam proses perjalanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang semakin berat dan komplek sifatnya. Bangsa Indonesia yg diproklamasikan 17/8-1945, kini telah memasuki usianya yang ke 75 oldest pada Agustus tahun 2020 yang akan datang ini. Selanjutnya apabila kita mengacu pada pendapat futurolog Alvin Toffler dengan bukunya yg sangat populer pada tahun 1980an berjudul The Third Wave Gelombang Ketiga, dan Jhon Nesbith dengan bukunya Mega-Trend’nya pernah dibahas di forum semnas Folapmi SF IPB Maret 1986 di Ciawi Bogor, maka bangsa Indonesia kini sudah memasuki babak baru peradaban “Gelombang ketiga” yaitu era masyarakat- informasi information society era/ISE sebagai hasil dari berbagai kemajuan di bidang industrialisasi padat modal. Era masyarakat Informasi ISE disebutkan juga peradaban masyarakat-informasi padat otak dan pengertian terbentuk sebagai akibat ditemukannya berbagai inovasi dari karya2 riset oleh para ilmuan, laboran dan praktisi untuk menghadapi banyak tantangan di masyarakat dan bangsa yg beragam dan mengagumkan yg kita hadapi dewasa ini. Yang paling hebat dan terpenting adalah bagaimana memahami serta membentuk revolusi teknologi baru, yg memerlukan tidak kurang dari suatu transformasi ummat manusia. Kita kini berada pada masa, terjadinya revolusi yg secara mendasar telah merubah cara kita hidup, bekerja, dan berhubungan antar manusia lainnya. Dalam skala, cakupan serta kompleksitasnya apa yg disebut sebagai Revolusi industri ke empat Klaus Schwab. 2016. Perubahan pola budaya dan sosial berlangsung secara sangat cepat di berbagai bidang kebutuhan hidup dan juga perkembangan “life science”, diantara riset dan aflikasi information technology of communication ITC melesat begitu pesatnya dengan penggunaan internet, membuat dunia semakin relatif “kecil” dan tanpa batas globalisasi. Dampak dari kemajuan iptek ITC tsb, yang didukung oleh seperangkat teknologi kecerdasan buatan artifisial inteligence=AI, internet untuk segala internet of things=IoT, kenderaan otomatis drone, percetakan 3 dimensi 3D, nanoteknologi, bioteknologi, sains material, penyimpanan energi serta komputasi kuantum, maka manusia, barang dan komoditas jasa pun mengalami pergerakan mobilisasi ke mana2, dimana2 dan kapan saja dengan cara lebih mudah dan sangat cepat. Revolusi ini terjadi saat ini melaju dengan kecepatan eksponensial ketimbang linear. Ini terjadi karena dunia yg kita hidupi saat ini semakin beragam dan secara mendalam saling terhubung, dan faktanya bahwa teknologi baru akan melahirkan teknologi yang semakin baru dan semakin mumpuni. Kesemuanya ini membuat gaya dan kebutuhan hidup manusia lifestyle dan kebutuhan hidup human needs berubah secara radikal dan revolusioner. Hidup ummat manusia menjadi mudah dengan adanya kemajuan teknologi ITC bagi mereka yg bisa memanfaatnya, yang bisa mengubah tantangan menjadi peluang Astrid Savitri, 2019. Sebaliknya juga ada muncul sejumlah dampak negatif dalam lingkungan sosial tertentu yang tidak bisa beradaptasi dengan kondisi yg baru. Sebagai contoh dampak pandemi Covid 19 tampak jelas perannya di masyarakat, dan berdampak penggunaan enternet untuk segala internet of thing dengan berbagai akitivitas seperti belanja daring go-food, go-send, zoom-join meeting utk seminar atau rapat2 virtual, working from home online/daring, learn from home kuliah daring dengan berbagai aplikasi soft ware, big data mengumpulkan segala data, dan analisis secara real-time oleh perangkat dan sistem, dan infrastruktur digital yang aman dan dapat diandalkan untuk menghubungkan semua perangkat diatas. Kondisi kehidupan masyarakat dan bangsa kita di zaman Now milllenial era sedang memasuki era revolusi industri Revolusi industri tsb ini dibangun diatas revolusi digital, dan penggabungan beragam teknologi yg membawa pada pergeseran paradigma dalam perekonomian, bisnis, kemasyakatan, dan dalam diri orang per orang. Ini bukan hanya mengubah “apa” dan “bagaimana” dalam melakukan sesuatu, akan tetapi juga “siapa” diri kita. Hal ini kemudian berdampak melibatkan transformasi seluruh sistem, melintasi dan berada dalam negara, perusahaan, industri, dan masyarakat secara keseluruhan Klaus Schwab, 2016 Dengan revolusi industri membuat terjadinya berbagai keputusan strategis dan penting diselimuti dan dibalut dengan suasana dan masa depan ketidakpastian era disrupsi Determinasi faktor pesatnya kemajuan iptek di bidang ITC berbasis digital online. Kemudian ditambah lagi di abad ke 21 era millenium sekarang ini datang pula wabah virus baru Corona pada tahun 2019 melanda dunia, yg sumber asal penularannya dari kota Wuhan China. WHO memberi nama bencana wabah virus baru Corona yang menglobal ini di sebut Pandemi Covid 19. Kehadirannya sangat mengaget umat manusia dan memporak-porandakan kehidupan sosial negara2 di seluruh dunia, terutama bagi para pemimpin negara dan dunia tidak berpengalaman mengatasi pandeminya dan banyak pula negara2 yang belum siap menghadapi kasus pandemi Covid 19 hingga sekarang, termasuk negara maju sekalipun spt USA, UK, Italia, Perancis etc. Solusinya untuk mengatasi dan menanggulangi belum jelas dan pasti panik, seperti Vaksin pencegah dan pengobatan belum ditemukan para ahli medik. Selain itu adanya kasus penularan wabah Covid 19 memunculkan pro dan kontra terbukti adanya konsep dan teori konsfirasi dari para kapitalis yg bermoral hazard serakah. Dampak negatif Covid 19 antar negara USA dengan China terjadi “konflik”; Presiden Amerika Donald Trump “marah’ kepada WHO dengan memberi sanksi mencabut dana hibahnya ke WHO, dengan beberapa tuduhan. Begitu pun cara melawan wabah virus baru Corona Desember 2019, Pemerintah mengeluarkan kebijakan bukan Lockdow/semilockdown, melainkan diganti dan diterapkan PSBB karantina wilayah cukup berat dilaksanakan masyarakat, dan banyak pelanggaran aturan protokol kesehatan Covid 19 spt tidak pakai masker, berkerumunan mengabaikan jarak sosial, sholat berjemaah di masjid dengan shop2 yg rapat do not social distancing, jemaah tidak bermasker,…etc, akibatnya hasilnya kurang efektif. Skrg PSBB akan dicoba dirubah menjadi “new normal society”. Apakah masyarakat sudah siap? Ini sebuah tantangan yang cukup berat untuk merubah pola berperilaku dan pola budaya masyarakat-bangsa, yg kita tahu manusia Indonesia senang bersalam-salaman antar sesama, dan senang berkumpul-kumpul ngarumpi, babual-bual antar famili, kerabat dan sahabat di masyarakat Indonesia yg guyub dan berbudaya gotong-royong gemeinschaft society yang telah berlangsung turun- temurun merupakan adat istiadat, ini tidak bisa dirubah seketika instant Untuk merubah pola berperilaku “new normal society” perlu proses dengan butuh waktu yg agak lama dan disertai dengan program learning process “pendidikan, latihan, penyuluhan dan penerangan diklatluhpen yg teratur, terukur, terpadu, tepat sasaran, dan berkelanjutan. Jika masyarakat patuh terhadap aturan protokol kesehatan pencegahan pandemi Covid 19 dengan paksaan coursive secara penegakan hukum bagi para pelanggar aturan protokol law enforcement, tapi ini memang tidak mudah untuk dilakukan. Hambatan sosiologis dan kultural yang demikian dominan tsb, terbukti masyarakat dan bangsa Indonesia terutama kalangan anggota masyarakat lapisan bawah masyarakat akar rumput sebagian besar belum dan bahkkan tidak siap menjalaninya Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB, dan juga kondisi kemampuan APBN sangat terbatas belum bisa menyediakan sapras kesehatan dan kehidupan yg layak sesuai standar, dan membiayai kebutuhan hidup yg mencukupi bagi masyarakat bawah yg terdampak, minimal untuk bahan2 sembako. Pimpinan negara dan Pemerintahan baik di Pusat maupun di Daerah agak kesulitan dan kewalahan menertibkan anggota masyarakat kelas menengah bawah yang tidak disiplin dalam melaksanakan PSBB mengikuti protokol kesehatan Covid 19 sesuai ketentuan WHO, dan himbauan2 Pemerintah dan ulama MUI di beberapa media massa TV, Radio, koran-HU, etc kurang dan bahkan tidak begitu didengar dan kurang dihiraukan sebagian besar public. Kurang efektifnya pelaksanaan PSBB, diperparah lagi adanya aturan2 protokol kesehatan Covid 19 yg dibuat, kurang tegas pelaknaannya yg terkadang banyak juga dilanggar oknum aparat/pejabat Pemerintah itu sendiri lihat kasus LBP memasukan tenaga kerja asal China ke Indonesia, sedangkan warga negara yg lain dilarang. Ini membuktikan adanya tindakan dan perbuatan diskriminatif tidak adil, juga pasar modern mal-mal dibuka, sedangkan sarana ibadah spt masjid2 dibatasi bahkan ditutup, dan membuat masyarakat berpotensi tidak lagi percaya untrust society dalam menjalankan PSBB, terutama tampak di masyarakat yg mukimnya di perkampungan dan perdesaan. Terakhir praktek2 dalam berkehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara muncul berbagai perbuatan yang saling bertentangan paradoks, misal Besarnya impor produk2 pertanian yang pro-konsumen bukan vs ke produsen/petani-peternak dan petani ikan/nelayan; UU Minerba yg terbukti pro kapitalis-konglomerat versus kepentingan negara BUMN dan atau kerakyatan Badan Usaha Koperasi Indonesia. Ditambah lagi kasus BPIP yg tupoksinya memantapkan pelaksanaan falsafah bangsa dan ideologi negara Pancasila, kenyataannya di lapangan semakin tidak jelas arah, bahkan fungsi dan rekruitmennya orang spt LS pun yg bermasalah moral bisa masuk BPIP ?, statementnya Ketua BPIP juga pernah ngawur yg menyatakan “musuh Pancasila adalah agama” yg kemudian berpolemik dan ditentang pimpinan MUI. Ada lagi gejala sosial paradoks yg memprihatinkan, menyebar di media sosial yaitu mulai kembali bangkitnya ajaran ideologi Komunis/ PKI di tanah air apa benar ini ?, yang jelas2 pernah berkhianat kepada bangsa dan NKRI pada tgl 30 September 1965, dengan membunuh para Jenderal TNI AD secara sadis dan biadab di lubang buaya kawasan Halim Perdana Kesumah- Jaktim. Untuk hal tsb sudah tercatat dalam sejarah nasional kita. Peristiwa ini tidak bisa kita abaikan, dibiarkan dan didiamkan begitu saja. Paradoks berikutnya adalah penyelenggaraan agenda politik nasional Pemilu untuk Pileg dan Pilpres RI dilakukan secara demokrasi langsung, dengan mengeluarkan biaya politik cost politic yang sangat besar, akan tetapi hasilnya belum bisa melahirkan para elit politik anggota DPR RI dan DPRD Prov/kab/Kota dan kepemimpinan nasional Presiden dan Wapres dan daerah Gubernur, Bupati dan walikota yang ideal berintegritas dan profesional sesuai harapan konstitusi negara UUD 1945, dan moral dan etik Pancasila. Faktanya banyak diantara mereka ditangkap KPK, karena berkasus, dan tersangkut pelanggaran hukum seperti perbuatan korupsi dan kolusi, serta manipulasi dana APBN dan APBD serta perbuatan melawan hukum lainnya law enforcement. Dengan lain kata, demokrasi yg telah diselenggarakan KPU, nampaknya kurang sejalan dengan spirit dan ideologi Sila ke-4 Pancasila yg sebenarnya, yang lebih mengedepankan sistem keterwakilan dalam hikmah kearifan, diatas nalar sehat/akal- budi permusyaratan untuk mufakat as’suroh sosial, yg diwariskan oleh para genuin The Founding Father of NKRI sudah mulai ditinggalkan sejak amandemen UUD 1945 sampai 4 kali sebagai tuntutan gerakan reformasi, yg menurut pendapat saya, reformasi agak “kebablasan” dan mengundang banyak konflik sosial. Demokrasi langsung nan bebas liberalistik yg diterapkan dalam Pemilu tersebut telah berhasil melahirkan kepemimpinan politik oligarki di negeri ini, dimana the ruling party dan elite politik sebagai aparatur penyelenggara negara, kini dikuasai dan dikendalikan kalangan pemilik modal dan kaum saudagar capitalistical- community yg serakah dan berbahaya bermoral hazard, sehingga melahirkan lingkaran setan permasalahan yg rumit dan tidak “berujung”, yang kemudian menghambat proses pencapaian kesejahteraan rakyat social well being. Buktinya di negeri “paradoks”, alokasi dan distribusi asset publik state and communal property rights secara pelan dan pasti, kini bergeser kepemilikannya ke pribadi2 dan koorporasi swasta private property rights seperti kepemilikan dan penguasaan lahan tanah untuk perkebunan skala besar, perumahan mewah real estate of proverty dan kawasan industri, konsesi lahan pertambangan kasus UU Minerba, SDA air, SDA hutan, kawasan pesisir dan sepadan-pantai untuk usaha ekotourisme bisnis perhotelan dan resto., etc, yang dikuasai pihak aseng China dan asing. Dalam bahasa para pemerhati sosial spt Batubara, Dr M Said Didu, Noorsy, Ismail Yusanto jubir HTI, etc sudah banyak terjadi di negeri ini perampokan2 dan penjarahan terhadap SDA dan jasa2 lingkungan Indonesia yg indah dan melimpah yg telah dikuras para kapitalis. Konsekwensinya kesenjangan sosial-ekonomi sosec- gap terjadi semakin menganga, ditunjukkan oleh angka indeks Gini Rasio ekonomi berkisar antara 3,8 sd 4,1 lampu merah, status masuk kategori berbahaya. Hal ini menuntut kewaspadaan nasional kita sebagai warga bangsa WNI yang baik demi keselamatan NKRI yg kuat dan lestari. Dan banyak lagi kondisi “paradoks” yg lain, yang kesemuanya itu membuat perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara NKRI=Negara Kesatuan Republik Indonesia ke depan bisa terganggu. Keragaan sebagaimana yg telah dinarasikan tsb, bisa merupakan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan ATHG yang semakin berat dan komplek, yang harus dicermati secara kritis oleh para warga bangsa. Hal ini memerlukan kewaspadaan setiap patriot bangsa. Akan tetapi saya berkeyakinan eksistensi bangsa Indonesia dan NKRI akan tetap terjamin, apabila pilar kebangsaan- ummat beragama, terutama Ormas beserta Umat Islam Indonesia yg mayoritas peduli dan tetap bersatu, dan diperkuat dengan kekuatan pembela negara TNI yg tetap setia pada Pancasila dan NKRI terkonsolidasi dengan baik. Kemudian diperkuat lagi oleh kaum Cendekiawan, Pakar dan ilmuan Indonesia, termasuk di dalamnya kekuatan masyarakat sipil yang nasionalis-religius tetap solit dan bersatu, maka NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 tetap lestari sustainable dalam mengawal peradaban yang berkemajuan. Selanjutnya kita berharap para pemimpin negeri ini, hendaknya mampu mewujudkan cita2 nasional Mensejahteraan rakyatnya yang berkeadilan sosial dan bermakmuran bersama, bukan kemakmuran orang perseorangan do not- conglomeration. Para elite bangsa dan negara juga haruslah berkomitmen dan berjuang keras menghilangkan berbagai paradoks yang hinggap dalam produk2 public- policy dan Peraturan-Perundang2an yang diberlakukan, dan menghambat kepentingan rakyat. Sekian dan terima kasih, semoga Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT melindungi dan menolong kita semua sbg warga negara-bangsa Indonesia..Amin3 YRA.. Mohon dimaafkan, apabila ada kekurangan dalam tulisan ini, yang tidak berkenan dihati pembaca sekalian. Adanya kritikan di tulisan ini dilandasi niat untuk saling mengingatkan dan berlomba-lomba dalam berbuat kebajikan fastabiqul-khairats, agar Indonesia di masa depan menjadi lebih baik… Sukron barakallah. Penulis adalah Lektor Kepala pada Prodi Agribisnis Faperta UNIDA Bogor; Pendiri UNIDA; dan Aktivis Ormas di Bogor
YOpy0.